K.H. Mustapa: Jejak Akhir Relasi Budaya Lokal dan Pesantren

Oleh: Ahmad Gibson al-Bustomi

Baheula ku basa Sunda ahirna ku basa Arab; jadi kaula nyundakeun Arab nguyang ka Arab, ngarabkeun Sunda tina Basa Arab” (Hasan Mustapa, Qur’anul Adhimi)

Relasi kebudayaan Sunda dan Islam telah cukup lama menjadi pembicaraan, khususnya dari kalangan akademisi, baik dari sisi histroris maupun kajian budaya. Keakraban antara dunia pesantren dengan kebudayaan Sunda, diantaranya ditandai oleh banyaknya nadoman dan pupujian yang menggunakan bahasa Sunda dan biasa dilantunkan di pesantren atau majelis taklim di mesjid-mesjid. Demikian juga sebaliknya, tidak sedikit dangding atau tembang Sunda yang bertemakan keagamaan, Islam. Unsur-unsur kebudayaan memang sangat beragam, bukan hanya bidang seni belaka, akan tetapi keberadaan seni paling tidak bisa dijadikan indikator yang lebih bisa diukur berkenaan dengan relasi antara sub-kultur pesantren dengan kebudayaan lokal di mana pesantren itu berada. Continue reading